Bisnis Ritel

Binis Ritel
A.    Pengertian Bisnis Ritel
Bisnis ritel adalah bisnis yang menjual produk atau jasa layanan kepada konsumen secara eceran atau jumlah kecil untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan bukan untuk dijual kembali.
Dalam kehidupan sehari-hari, pelaku bisnis ritel sering disebut dengan penjual eceran atau pengecer.
Proses transaksi dapat dilakukan melalui berbagai saluran penjualan seperti online atau penjualan langsung./

Apa itu Penjualan Eceran (Ritel)?


Pengecer atau penjualan eceran atau dikenal dengan istilah ritel adalah kegiatan bisnis perdagangan (penjualan barang atau jasa) yang langsung disalurkan kepada konsumen akhir untuk digunakan sebagai kebutuhan pribadi, keluarga atau keperluan rumah tangga bukan untuk dijual kembali.

B.     Jenis-Jenis Retail
       1. Berdasarkan Kepemilikan

·         Independent Retail Firm, yaitu pengecer yang beroperasi secara independen dan tanpa adanya afiliasi (penggabungan). Misalnya warung, toko kelontong, pasar inpres, ruko, dan lain-lain.
·         Franchising/ Waralaba, yaitu sistem pemasaran dimana suatu perusahaan (franchisor) memberikan hak kepada pengusaha lain (franchisee) untuk melakukan sistem usaha dengan cara yang telah ditentukan.
·         Corporat Chain, yaitu kelompok usaha yang saling terkait dalam satu manajemen dan dimiliki oleh beberapa pemegang saham.Contohnya Department Store, Superstore, Spacialty Store, Pasar Swalayan.

2. Berdasarkan Produk yang Dijual

a). Product Retailing

·         Department Store (Toserba), yaitu perusahaan pengecer yang memiliki pegawai setidaknya 25 orang dan menjual pakaian dan peralatan rumah tangga sebanyak 20% atau lebih dari total penjualan.
·         Specialty Store, yaitu perusahaan pengecer yang fokus menjual jenis produk tertentu. Misalnya toko komputer, toko mainan anak, toko sepatu olah raga.
·         Catalog Showroom, yaitu pengecer yang menjual merek lokal dengan harga rendah dimana area perbelanjaannya kecil dan berdekatan dengan tempat pajangan ecerannya.
·         Food and Drug Retailer, yaitu pengecer yang menjual produk makanan/ minuman dan juga obat-obatan dalam jumlah besar dengan harga rendah.

b). Service Retailing

·         Rented Goods Service, yaitu pengecer yang menyewakan produk-produk tertentu kepada konsumen dimana kepemilikan produk tetap ada pada retailer. Misalnya penyewaan apartemen, mobil, carpet cleaner, dan lainnya.
·         Owned Goods Service, yaitu pengecer yang menjual jasa reparasi/ perbaikan dan perawatan barang-barang tertentu. Misalnya jasa perbaikan (jam tangan, mobil, sepeda motor, komputer, dan lainnya), jasa perawatan taman, cuci mobil, dry cleaning, dan lainnya.
·         Non Goods Service, yaitu pengecer yang menjual jasa personal yang sifatnya intangible (tidak berbentuk produk fisik). Misalnya supir, tour guide, baby sitter, dan lainnya.

3. Non Store Retailing

·         Telephone & Media Retailer, yaitu pengecer yang menggunakan kontak melalui telepon (telemarketing) dan media periklanan seperti surat kabar, radio, televisi, dalam memberikan informasi dan membujuk konsumen untuk membeli produknya.
·         Mail Order, yaitu pengecer yang menawarkan produk-produknya melalui pos surat.
·         Vending Machines, yaitu alat yang digunakan untuk menjual produk tertentu. Misalnya mesin penjual minuman yang banyak terdapat di pasar swalayan, hotel, dan kantor-kantor.
·         Electronic Shopping, yaitu penjualan yang dilakukan pengecer dengan menggunakan perangkat TV, Komputer, dan jaringan internet.
·         Direct Selling, yaitu metode penjualan yang dilakukan pengecer secara langsung ke orang-orang tertentu melalui transaksi yang diawali dan diakhiri oleh tenaga penjual.

4. Berdasarkan Strategi Penetapan Harga

Masing-masing retailer menawarkan produknya dengan harga yang bervariasi, mulai dari yang murah hingga yang mahal. Untuk setiap merek barang yang sama, setiap retailer bisa saja menawarkan harga yang berbeda.
Beberapa pengecer menawarkan suatu produk dengan harga tinggi dan disertai pelayanan khusus yang menarik. Umumnya Specialty dan Department Store menerapkan cara seperti ini dalam memasarkan produknya.
Namun, beberapa pengecer lebih memilih menjual produk yang sama dengan harga yang lebih murah. Umumnya Discount Store menerapkan metode pemasaran seperti ini, yaitu menjual barang-barang rumah tangga dengan harga diskon.

5. Berdasarkan Lokasi

Retailer juga dapat dibedakan berdasarkan lokasinya. Beberapa diantaranya adalah;
·         Strip development (mal strip), yaitu lahan komersial yang dikembangkan sehingga semua orang memiliki akses langsung ke jalan dan area parkir.
·         Downtown central business districts, yaitu pusat bisnis dan komersial di suatu kota. Di kota-kota besar, kawasan ini biasanya identik dengan “distrik keuangan” (atau “kawasan finansial”) di kota tersebut.
·         Shopping center, suatu tempat yang berfungsi sebagai tempat perdagangan eceran atau retail yang lokasinya digabung dalam satu bangunan atau komplek.

C.     Karakteristik bisnis ritel
Berikut adalah beberapa karakteristik bisnis ritel :
  • Ritel merupakan ujung dari rantai pasokan yang menghubungkan produsen dan grosir kepada konsumen terakhir.
  • Bisnis ritel merupakan rantai pertama yang dapat mengidentifikasi perubahan tren dan perilaku konsumen karena memiliki hubungan langsung dengan konsumen akhir.
  • Ritel dapat ditempatkan sebagai intelijen pasar untuk mengetahui feedback dari konsumen tentang produk yang ditawarkan sehingga informasi dapat dikembalikan kembali kepada produsen atau grosir.
  • Banyak bisnis ritel yang menggunakan banyak sistem penjualan seperti ritel online atau toko offline. Dengan berbagai saluran pemasaran ini memungkinkan mereka dapat menjangkau target pasar yang lebih luas dan efektif.
D.    Tujuan Bisnis Ritel
Menurut (Weits dkk, 2007:4):
  1. Menciptakan tersedianya pilihan akan kombinasi sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen. 
  2. Memberikan penawaran produk dan jasa pelayanan dalam unit yang cukup kecil sehingga memungkinkan para konsumen memenuhi kebutuhannya. 
  3. Menyediakan pertukaran nilai tambah dari produk (ready exchange of value).
  4. Mengadakan transaksi dengan para konsumen-nya.
Sedangkan menurut Sudjana (2005:117), terdapat empat tujuan perdagangan eceran atau retail, yaitu sebagai berikut:
  1. Perantara antara distributor dengan konsumen akhir. 
  2. Penghimpunan berbagai kategori jenis barang yang menjadi kebutuhan konsumen. 
  3. Tempat rujukan untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan konsumen.
  4. Penentu eksistensi barang dari manufaktur di pasar konsumen.

E.     Fungsi bisnis ritel

1. Proses pengiriman kepada konsumen terakhir

Fungsi bisnis ritel ini tentunya dapat mempermudah konsumen untuk memperoleh produk dari produsen sehingga hal ini dapat memfasilitasi konsumen dan dapat meningkatkan kepuasan konsumen.
Hal ini dikarenakan produsen tidak bisa secara langsung menangani pengiriman kepada setiap konsumen.
      2.  Bagian penting dari rantai distribusi
Karena bisnis ritel dapat mengambil tugas dalam rantas distribusi barang yang di produksi kepada pasar maka produsen tidak bertanggung jawab secara penuh terhadap rantai distribusi.

     3.  Menyeimbangkan permintaan dan penawaran sesuai dengan kebutuhan pasar

Seorang pemilik bisnis ritel biasanya telah menginvestasikan modal kerja untuk membangun invetaris yang dapat menunjangnya untuk berjualan.
Mereka akan menjual jumlah barang yang dibutuhkan baik dalam skala kecil atau besar untuk memenuhi kebutuhan konsumen akhir.
Ritel juga mengetahui jumlah permintaan dan potensi pasokan karena telah memiliki pengalaman.
      4.  Membantu pemasaran produk
Bisnis ritel biasanya juga merencanakan dan menjalankan periklanan dan promosi agar terjadi pembelian.Tentunya hal ini dapat membantu untuk meningkatkan popularitas produk sehingga dapat menguntungkan produsen.

      5.  Mengurangi risiko penyimpanan barang

Pada saat ritel memesan dan menyimpan barang dari pabrikan tentunya mereka akan membuat ketentuan jumlah yang cukup untuk menyimpannya dengan aman.
Proses penyimpanan ini tentunya memerlukan biaya dan memiliki berbagai risiko seperti kehilangan barang, kerusakana, pembusukan, dll. Seluruh risiko penyimpanan ini biasanya ditanggun oleh ritel sehingga produsen tidak memiliki berbagai risiko tersebut.

     6.  Memberikan kenyamanan berbelanja kepada konsumen

Ketika bisnis ritel didirikan biasanya mereka akan membuat toko mereka dekat dengan area pemukiman atau tempat keramaian lainnya. Hal ini akan memberikan kenyamanan berbelanja kepada konsumen karena dekat dengan tempat mereka tinggal atau bermukim.

    7.  Menyerap feedback dari pasar

Bisnis ritel dapat dikatakan sebagai ujung tombak bagi produsen untuk mendengarkan segala feedback dari konsumen seperti keluhan, harapan ataupun perubahan selera dan perilaku konsumen.
Dengan demikian bisnis ritel dapat dijadikan sebagai intelijen pasar yang kritis dan memungkinkan produsen untuk membuat strategi baru.
F.      Rantai disitribusi bisnis ritel
  • Produsen : mereka yang terlibat secara langsung dalam memproduksi produk dengan bantuan mesin, bahan baku dan tenaga kerja.
  • Pedagang grosir : Orang yang membeli produk langsung dari produsen dan menjualnya kembali kepada pengecer dalam jumlah besar dengan harga rendah.
  • Pengecer : Pegecer merupakan rantai pasokan terakhir dimana mereka menjual barang dalam jumlah sedikit / eceran untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
  • Konsumen : Pengguna produk atau barang dan biasanyan mereka berbelanja dengan bisnis pengecer.
Sumber artikel :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

promotion mix